Hidup sehat dimulai dari kehidupan sehari hari. Nenek moyang kita mengajarkan pola hidup sehat antara lain lewat minuman tradisional yang diolah dari aneka bagian tanaman. Dipasar swalayan, minuman-minuman sejenis itu ditawarkandalam bentuk serbuk-serbuk instan di kemasan-kemasan kecil. Resep meracik minuman itu sebenarnya sederhana dan bisa dibuat di rumah tanpa menyita waktu lama. Tiru pengalaman nenek moyang kita dan dapatkan hidup sehat lewat ramuan tradisional.
Bukan secangkir teh manis, tapi rebusan rimpang temumangga dan jahe. Itulah minuman kesehatan warisan leluhur. Menyeruput minuman hangat asal rimpang zingiberaceae itu bukan hanya mereguk kenikmatan serta kesegaran. Namun, juga membangun benteng kesehatan yang kokoh. Rimpang jahe berkhasiat melancarkan peredaran darah dalam tubuh. Bila aliran darah lancar, tubuh pun sehat. Lalu, rimpang temumangga? Curcuma mangga sohor sebagai antikanker.
Mungkin benar ungkapan yang hidup dibalik dinding keraton : Ajining Raga Gumantung Agunging Driya. 'Penilaian atas diri seseorang sangat dipengaruhi oleh penampilan'. Penampilan itu tentu saja menyangkut kesehatan tubuh. Sayangnya , banyak orang mengkonsumsi herbal justru ketika sakit (herbal sebagai kuratif atau penyembuhan). Padahal, banyak ragam herbal yang juga berfaedah sebagai promotif alias meningkatkan kebugaran dan preventif atau pencegahan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Herbal-herbal itu lezat di lidah. Tak ada citarasa pahit seperti citra yang melekat kuat pada jamu. Yang lebih penting, berkhasiat menjaga kesehatan. Khasiat itu dapat dirasakan, tentu saja jika pemilihan bahan baku dan pengolahan tepat. Misalnya, hanya merebus bahan baku berkualitas tinggi; rimpang tua dan belum bertunas. Kerap kali karena ingin mempunyai persediaan, rimpang rimpang itu disimpan. Akibat terlampau lama tak diolah, masa dormansi rimpang pun muncul. Dormansi adalah keadaan sementara tanaman tidak tumbuh akibat fakor genetik atau lingkungan.
Ketika bertunas sebagian energi rimpang digunakan untuk pertumbuhan. Dampaknya, kandungan senyawa aktif pun berkurang. Secara umum mengolah bahan minuman kesehatan dalam kondisi segar lebih baik dari pada kering. Meski demikian, bahan kering tetap dapat diolah sepanjang bersih, tanpa cendawan.
Selain bahan baku, wadah perebusan juga penting. Banyak yang merebus herbal dalam wadah besi sehingga terjadi reaksi kimia. Bahan terbaik untuk perebusan adalah kaca tahan panas atau pireks. Kaca itu tak akan bereaksi dengan herbal, tetapi harganya relatif mahal. Pilihan lain keramik tanah liat yang murah, mudah didapat, dan yang penting higienis. Jika keramik tanah liat yang kita pilih, isi dengan cucian beras dan panaskan hingga mendidih. Tujuannya untuk menghilangkan aroma tanah. Rebuslah herbal dalam kondisi tertutup agar uap air akibat pemanasan yang mengandung senyawa aktif tak hilang.
Kadang-kadang usai mengkonsumsi herbal, seseorang mual diikuti diare. Bila itu terjadi, jangan berprasangka buruk kepada herbal. Yang salah bukan herbal, tetapi mungkin ada masalah dengan pencernaan kita. Mual-mual diikuti diare, pertanda terjadi ditoksifikasi untuk mengeluarkan racun tubuh. Herbal sangat aditif di tubuh kita sepanjang pengolahanya benar.
Kita dapat mengkonsumsi suatu jenis minuman kesehatan selama sepekan. Frekwensinya 2 kali sehari pada pagi dan sore. Pekan berikutnya, kita dapat mengantinya dengan minuman herbal yang lain. Pergiliran itu dapat pula disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Misalnya, ketika batuk pilihlah beras kencur. Atau bagi wanita yang tengah datang bulan, minumlah kunyit asam.
Perpaduan jahe-temumangga atau kunyit asam, hanya beberapa dari minuman kesehatan, masih banyak minuman kesehatan berbahan herbal lain yang mudah dibikin dan berkhasiat. Konsumsi minuman itu salah satu cara paling efektif untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Harap maklum, dalam kehidupan modern radikal bebas bertebaran dimana-mana. Pada makanan atau minuman berpengawet, pewarna dan penambah citarasa. Asap knalpot, rokok, stress semua memicu penyakit degenerative. (mol)
0 komentar:
Posting Komentar