Inilah penilaian koresponden Fairfax Media Australia untuk Indonesia, Michael Bachelard. Fairfax Media adalah salah satu kelompok media terbesar di Australia, antara lain memiliki surat kabar Sydney Morning Herald (Sydney), The Age (Melbourne), dan Brisbane Times (Queensland).
Dengan berakhirnya masa jabatan SBY, menurut Bachelard, elite politik
Australia dengan saksama akan mengikuti perkembangan mengenai siapa yang
akan menjadi presiden berikutnya.
Namun, calon yang ada, menurut
Bachelard, tidaklah mengesankan. "Apa yang kami miliki adalah apel
busuk," kata pengamat politik dari CSIS, Phillips Vermonte. "Namun, kami
harus memakannya juga." Berikut penilaian Michael Bachelard mengenai
beberapa kandidat sejauh ini:
PRABOWO SUBIANTO. Tokoh yang
difavoritkan ini adalah mantan jenderal yang memiliki masa lalu gelap.
Bila dia mengajukan visa untuk mengunjungi Australia, besar kemungkinan
akan ditolak karena pelanggaran hak asasi manusia. Namun, Prabowo—yang
merupakan mantan Danjen Kopassus—sudah menghabiskan waktu selama lima
tahun terakhir untuk memperbaiki citranya sebagai tokoh sipil di
Indonesia, dan memimpin jajak pendapat sebagai calon kuat untuk menjadi
presiden.
Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra Prabowo
digambarkan sebagai sosok tegas, untuk mengkontraskan dengan presiden
saat ini yang peragu. Didukung oleh bisnis keluarganya yang makmur untuk
membantu usahanya menjadi presiden, Prabowo lebih senang menyebut diri
sebagai peternak kambing, sebagai orang kebanyakan. Namun, kerja keras
dan uang yang dimilikinya tidak bisa mencegah masa lalu muncul kembali.
Juru
bicara Departemen Luar Negeri Australia mengatakan, kunjungan ke
Australia oleh pejabat Indonesia penting untuk membina hubungan kedua
negara. Namun, ia menolak memberikan komentar apakah Prabowo akan
mendapat visa atau tidak. Di Amerika Serikat, Prabowo masuk dalam daftar
terlarang. Bila terpilih, Pemerintah AS dan Australia mungkin akan
bersikap pragmatis dengan mencabut larangan berkunjung tersebut, walau
mungkin mereka tidak menyukainya.
ABURIZAL BAKRIE adalah calon
kedua potensial. Namun ini bukan karena dia memang populer, melainkan
hanya karena dia menjadi ketua umum Partai Golkar. Pernah menjadi orang
terkaya di Indonesia, Aburizal sekarang berada di peringkat ke-40.
Namun, perusahaan keluarga yang dimilikinya, Bakrie and Brothers, yang
bergerak di bidang pertambangan dan properti, masih memiliki kekayaan
besar, diperkirakan sekitar 10 miliar dollar AS. Namun, orang tidak akan
kaya di Indonesia begitu saja tanpa adanya kontroversi dalam bisnis. Di
bisnis internasional, Bakrie terlibat sengketa dengan pengusaha
Inggris, Nathaniel Rothschild, dalam usaha patungan mereka di Bumi
Resources. Dua kali Bakrie Brothers hampir bangkrut. Mereka juga mampu
menghindar untuk tidak membayar utang internasional ataupun pajak.
Namun
di mata kebanyakan rakyat Indonesia, keburukan utama Bakrie adalah
dalam krisis lumpur gas di Sidoarjo. Tahun lalu, Aburizal berkunjung ke
Australia dalam usaha untuk tampil seperti seorang negarawan. Dr Marcus
Mietzner, dosen Universitas National Australia (ANU), menghabiskan waktu
dengan Aburizal dalam kunjungan tersebut, dan mengatakan "cukup
terkesan" dengan penampilan Aburizal ketika berbicara dengan para ekonom
dan akademisi karena "dia terbiasa berdebat dengan orang yang setingkat
dengan dia". "Namun, dia jelas sekali canggung ketika harus berbicara
dengan petani atau nelayan di tengah terik sinar matahari. Itu sama
sekali bukan dunianya," kata Mietzner.
MEGAWATI SUKARNOPUTRI.
Beberapa kali dianggap favorit untuk menjadi presiden, tetapi dalam
pemilihan presiden tahun 2004 dan 2009 ia tidak berhasil. Dengan jajak
pendapat sekitar 20 persen, tampaknya angka tersebut tidak pernah
berubah banyak. Megawati dianggap banyak kalangan sebagai presiden yang
tidak tegas dan tidak populer ketika menjadi presiden di tahun 2001
sampai 2004 ketika menggantikan Abdurrahman Wahid yang diberhentikan
sebagai presiden.
Megawati belum memutuskan apakah akan
mencalonkan diri sebagai presiden di tahun 2014, bahkan suaminya sendiri
Taufik Kiemas menentang pencalonannya. Kiemas mendukung putrinya
sendiri Puan Maharani yang, menurut mayoritas warga Indonesia, belum
memiliki kemampuan untuk posisi tersebut.
JOKO WIDODO. Politisi
paling populer di Indonesia saat ini adalah Joko Widodo, dan paling
mungkin terpilih langsung bila mencalonkan diri. Gubernur Jakarta ini
baru enam bulan menjabat sehingga belum memiliki rekor apa pun dalam
menyelesaikan masalah Jakarta, kecuali kartu Jakarta Sehat dan beberapa
idenya untuk mengurangi banjir di Ibu Kota.
Baru berusia 40
tahunan, Jokowi satu generasi lebih muda dibandingkan para pimpinan
partai lain yang kebanyakan berasal dari era Soeharto. Dia juga dikenal
sebagai politisi yang bersih dari korupsi. Namun, dia adalah anggota
PDI-Perjuangan, yang dalam hal ini Megawati mungkin akan mencalonkan
dirinya sendiri.
Bila komentarnya bisa dipercaya, Jokowi saat ini
tidak berambisi menjadi presiden. Namun, banyak kalangan mendesak Jokowi
untuk mencalonkan diri sekarang, di saat dia sedang populer, dan tidak
menunggu sampai dia bergelimang dengan masalah Jakarta yang tidak
mungkin terselesaikan. (kompas)
0 komentar:
Posting Komentar