Media Televisi akhir-akhir ini marak menayangkan iklan pemerintah yang menunjukan bahwa subsidi harga BBM di pasaran Indonesia tidak tepat sasaran, artinya bahwa uang untuk mensubsidi harga BBM, yang menikmati nya adalah sebanyak orang yang memiliki kendaraan bermotor dan kebanyakan rakyat miskin Indonesia tidak bisa menikmati uang subsidi ini dikarenakan kebanyakan mereka tidak memiliki kendaraan bermotor.
Oleh karena itu uang subsidi BBM menurut pendapat pemerintah akan lebih baik bila diarahkan ke Masyarakat miskin Indonesia secara langsung, baik melalui bantuan pengadaan rumah layak huni didaerah miskin Indonesia, bantuan uang tunai, maupun kompensasi untuk rakyat miskin termasuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Apakah tepat pendapat pemerintah dalam masalah ini? kita tahu bahwa ketika harga BBM subsidi naik, maka harga bahan pokok pasti akan mengikuti kenaikan harga BBM bersubsidi, dan ketika bahan pokok harganya naik apakah akan menyelesaikan permasalahan rakyat miskin, ataukah malah semakin membuat susah hidup mereka.
Hal lain yang terjadi, beredar di media bahwasanya dengan harga BBM bersubsidi Rp 4.500 per liter sebenarnya pemerintah tidak mengeluarkan subsidi dari APBN. Loh kok bisa ??. Menurut orang dalam Pertamina yang tidak ingin disebutkan namanya
mengatakan, "Mas, perlu diketahui, istilah subsidi itu hanya kebohongan
pemerintah + Pertamina. Saya sendiri juga perih menyaksikan kerakusan
para pejabat di pertamina. Harga premium & solar dari Russian oil
itu cuma 425 USD per metrik ton atau sekitar kurang dari Rp4.300 per
liter. Melalui Petral angka 425 tersebut di-mark up 300 USD sehingga
menjadi 725 USD, dan oleh Pertamina disempurnakan mark up-nya menjadi
950 USD, angka inilah yang kemudian disebut sebagai harga pasar yang
mengharuskan adanya istilah subsidi tersebut. Luar biasa bajingan
mas!!".
Tidak hanya itu, Direktur Eksekutif Petromine Watch Indonesia, Urai Zulhendri menduga kuat bahwa mark up yang dilakukan PT
Pertamina (Persero) sebesar USD125 dicurigai sebagai bentuk upeti atau
Commitment Fee dari Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, yang
diduga diberikan kepada Ani Yudhoyono untuk mempertahankan posisinya
sebagai Dirut Pertamina. "BPK harus berani mengaudit proses mark up yang diduga terjadi dalam pembelian minyak yang dilakukan PT Pertamina (Persero) dan Petral," imbuhnya. (dari: actual.co)
Ketika kenyataan ini benar terjadi, maka ini adalah kebohongan publik. Alih-alih pemerintah seakan berpihak kepada rakyat miskin Indonesia, tetapi yang terjadi sebenarnya adalah mencari alasan yang tepat demi menyelamatkan muka pemerintahan SBY. Ingatkah pembaca sekalian bahwa pemerintahan SBY juga pernah ada rencana menaikan harga BBM, tetapi kemudian tidak terjadi dikarenakan menurut sebagian analis politik jika saat itu SBY jadi menaikan harga BBM, sangat besar kemungkinan di pemilu 2009 presiden SBY tidak mungkin terpilih lagi, sehingga saat itu SBY tidak jadi menaikan harga BBM.
Belum lagi, uang BBM bersubsidi ini ketika jadi akan disalurkan langsung kepada masyarakat miskin Indonesia bukankah rawan korupsi ??. sungguh ironis sekali kenyataan ini bila benar terjadi, negara Indonesia yang kaya Sumber Daya Alamnya dan Merdeka setelah setengah abad lebih masih belum bisa mengentaskan masyarakatnya dari kemiskinan.
Apakah seperti itu kenyataan nya, apakah yang terjadi sebenarnya dengan rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi? Wallahu A'lam Bishawab. (newsstory/mol)
tambahan:
biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk mensosialisasikan kenaikan harga BBM bersubsidi mencapai Rp 30 miliar, itu baru Kementerian ESDM, sedangkan masing-masing kementerian, yaitu Pertamina,
Kemenpera (Kementerian Perumahan Rakyat), Menkoinfo, Kementerian PU mempunyai dana sendiri. (sumber: detik)
WOW, artinya 30 miliar lebih (bisa 4x lipat jika masing2 kementrian mengeluarkan) dana yang dipakai untuk woro2 kenaikan harga BBM bersubsidi.
Gila mau bohong (jika berita diatas benar) saja menghabiskan dana sekian miliar. Oh negaraku
Kalo takut hanya orang kaya saja yang menikmatinya, tidak kah ada cara lain supaya BBM bersubsidi betul2 dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkannya ???? |
0 komentar:
Posting Komentar