Home » » Kayu Gaharu : Secuil Kekayaan Alam Indonesia

Kayu Gaharu : Secuil Kekayaan Alam Indonesia

Posting by toranews on Senin, 30 September 2013 | 01.15

Kayu dengan aroma khas ini dihargai beragam tergantung mutu dan wanginya. Harganya dimulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 5 juta per batang. Dari satu pohon berumur 7 tahun, petani bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 2 juta. Di tingkat global, harga gaharu mencapai Rp 300 juta per kilogram (kg). (Republika 29 April 2013)


Pohon Gaharu berasal dari bahasa Sanskrit yaitu dari asal kata "agaru" yang berarti kayu berat (tenggelam) yang menghasilkan produk damar atau resin dengan aroma yang harum apabila dibakar.

Gaharu merupakan sejenis tumbuhan yang tumbuh di kawasan hutan hujan tropika, terutama di tanah rendah atau pegunungan hingga ketinggian 270 meter dari laut dengan besar yang mencapai ketinggian hingga 40 meter. Diameter batangnya bisa mencapai sekitar 60 cm.

Penyebaran pertumbuhan pohon gaharu,secara geografinya meliputi kawasan Indonesia, Malaysia, India, Thailand, dan China. Gaharu bisa hidup di semua jenis tanah kecuali kawasan payau dan berair.

Kayunya mengandung bahan Agarospirai, Ginkoholeremol yang menghasilkan aroma gaharu dan juga menghasilkan minyak wangi. Juga komponen Methoxypenylethyl Chrome menghasilkan bahan yang harum apabila gaharu dibakar.

Secara keseluruhan terdapat 27 jenis gaharu yang dapat kita jumpai di Indonesia sebagai berikut:

1 Aquilaria malacensis ( Kalimantan, Sumatra )
2 Aquilaria hirta ( Kalimantan, Sumatra )
3 Aquilaria filarial ( Nusa tenggara, Maluku, Papua )
4 Aquilaria microcarpa ( Kalimantan, Sumatra )
5 Aquilaria agalloccha Roxb ( Kalimantan, Sumatra, Jawa )
6 Aquilaria beccariana ( Kalimantan, Sumatra )
7 Aquilaria secundana ( Maluku, Papua )
8 Aquilaria moszkowskii ( Sumatra )
9 Aquilaria tomentosa ( Papua )
10 Aetoxylon sympethalum ( Maluku, Papua, Kalimantan )
11 Enkleia malacensis ( Maluku, Papua )
12 Wikstromiea poliantha ( Nusa tenggara, Maluku, Papua )
13 Wikstromiea tenuriamis ( Kalimantan, Sumatra, Bangka )
14 Wikstromiea androsaemofilia ( Papua, Kalimantan, NTT, Sulawesi )
15 Gonystylus bancanus ( Kalimantan, Sumatra, Bangka )
16 Gonystylus macrophyllus ( Kalimantan, Sumatra )
17 Gyrinops cumingiana ( Nusa tenggara, Papua )
18 Gyrinop rosbergii ( Nusa tenggara )
19 Gyrinop versteegii ( Nusa tenggara )
20 Gyrinop moluccana ( Maluku )
21 Gyrinop decipiens ( Sulawesi Tengah )
22 Gyrinop ledermanii ( Papua )
23 Gyrinop salicifolia ( Papua )
24 Gyrinop audate ( Papua )
25 Gyrinop podocarpus ( Papua )
26 Dalbergia farviflora ( Kalimantan, Sumatra )
27 Exccocaria agaloccha ( Jawa, Kalimantan, Sumatra )

Resin yang terdapat di bagian batang pohon gaharu merupakan bahan yang mempunyai nilai komersial yang amat tinggi di pasaran seluruh dunia. Resin ini telah digunakan sejak zaman dulu sebagai setanggi atau kemenyan.

Cara tradisonal untuk mendapatkan resin (gobalan) ini ialah dengan menebang pohon gaharu ini untuk mendapatkan resinnya. Tetapi tidak semua pohon yang telah besar akan menghasilkan resin,sedangkan cara panennya di tebang,ini yang menyebabkan pohon gaharu semakin langka di indonesia dan terancam kepunahanya, apabila tidak dibudidayakan secara terus menerus.

Pengguna gaharu hampir kepada semua bangsa dan agama. Kayu ini terkenal di seluruh dunia dengan berbagai panggilan, di Malaysia dinamakan Depu, Karas atau Engkaras, Chen Xiang bagi masyarakat Cina, orang Jepang menyebutnya sebagai Jin-Ko dan Oud atau Oode di kalangan bangsa Arab, Sedangkan di negara-negara Barat, kayu gaharu dikenali sebagai agar wood, aloes wood dan eagle wood. Di Timur Tengah, gaharu dibakar untuk mengharumkan rumah. Sedangkan di negara -negara Asia Timur digunakan sebagai dupa dalam kegiatan keagamaan.

Sampai saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku(kayu bulatan, cacahan, bubuk, atau fosil kayu yang sudah terkubur. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda.

Daun, akar dan kulit kayu gaharu digunakan sebagi obat anti malaria sementara air sulingan penghasilan gaharu digunakan untuk terapi tesetelah persalinan, antibiotik, penyakit kewanitaan, demam, sakit badan dan sakit perut.

Selain menjadi obat, gaharu juga digunakan sebagai bahan kecantikan sejak berabad-abad yang lalu karana baunya yang eksotik, harum dan mewangi seperti bunga. Serbuk dari batangnya digunakan untuk menghasilkan barang kecantikan, sabun, lilin, obat-obatan dan minyak wangi.

Keharumannya dapat digunakan dalam bidang meditasi untuk mengurangkan stress. Ia juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti gatal dan bengkak. Minyak gaharu dapat memberi ketenangan dan ketentraman badan. Ia juga dapat menyembuhkan luka bakar, menghalang pengeluaran keringat secara berlebihan serta membantu keseimbangan badan.

Pati minyak dan daun kayu gaharu berkhasiat merawat kulit seperti jerawat, ulser dan ruam. Khasiat kayu juga sebagai bahan utama dalam penghasilan produk wangian /parfum, obat salap, lotion, barang hias,dan minyak urutan untuk memijat.

                                          

Selain pengobatan dan kecantikan Gaharu juga mempunyai manfaat lainnya, diantaranya:
  • Mengurangkan dan melegakan stress (aromatheraphy)
  • Memberi keyakinan diri serta senang didampingi dan berkomunikasi juga mengawal kemarahan serta menstabilkan hormon.
  • Membantu mengubah sikap keperibadian serta mengatasi tekanan perasaan.
  • Membantu mencerdaskan dan IQ.
  • Membantu memberi kesegaran berfikir serta menguatkan daya ingatan juga mudah mendapat ide serta pintar dan bijak.
  • Memberi kesegaran akibat keletihan dan kelesuan juga menambah ketenangan serta menyehatkan fikiran.
  • Memulihkan tenaga.
 (Sumber: XegaVega)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...