1. Memiliki keimanan dan kepercayaan kepada Allah, serta komitmen kepada bangsa dan undang-undang dasar, Bahaya gan kalo gak punya kriteria ini karena nanti akan terus korupsi dan tidak peduli dengan negara nya, MENGHARUKAN (maksut tidak peduli dengan negaranya tentu tidak ditunjuk-kan secara langsung)
2. Memiliki jiwa yang resisten, Orang yang kelak akan duduk di pucuk lembaga eksekusi negara harus berani, pantang menyerah, seseorang yang menjadi pemimpin karena panggilan jiwa, berfokus pada upaya memajukan negara di segala bidang. dan resisten menghadapi tekanan musuh, bukan orang yang mudah disingkirkan ke luar arena. Kayak gusdur tuh gan, belum habis masah jabatanya disingkirkan gak asyik kan..
3. Memiliki kebijaksaan dan kemampuan manajemen selain juga harus memiliki program yang baik. contohnya ni gan, masalah ekonomi, negara kita inikan masih banyak tuh rakyat miskin perekonomian harus tumbuh pesat dan ekonomi kita memerlukan pandangan yang komprehensif, jangka panjang dan konstruksi yang benar. lebih detail nya sistem ekonomi yang konstruksi dalamnya resisten dan kokoh. Sistem ekonomi ini tak akan goyah dengan terjadinya berbagai perubahan di dunia. sangat perlu loh gan ni supaya negara kita bisa BERDIKARI sesuai cita-cita mendiang pahlawan proklamasi.
contoh lainya ini gan : Indonesia belum mampu mengoptimalisasikan potensi ekonomi maritim. Padahal, Indonesia memiliki potensi kelautan yang luar biasa. Luas laut Indonesia sekitar 5,8 juta km2, yang dikelilingi lebih dari 17.500 pulau, dengan panjang pantai 95.181 kilometer . Tentunya wilayah laut seluas itu terkandung kekayaan alam yang sangat berlimpah, mulai dari perikanan, minyak, mineral, gas bumi, terumbu karang, dan rumput laut. Belum lagi potensi ekonomi lainnya, seperti jasa transportasi laut dan pariwisata bahari. Dengan laut seluas itu, potensi ekonomi kelautan Indonesia diperkirakan mencapai Rp 7.200 triliun per tahun atau enam kali lipat dari APBN 2011 (Rp 1.299 triliun) serta mampu menyerap lebih dari 30 juta pekerja . Oleh karena itu, untuk memberdayakan potensi kelautan kita, pemimpin mendatang harus bervisi maritim. Lalu, ia harus mentransformasikan visi ke dalam misi yakni langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan visi negara maritim. Nantinya misi itu termaktub dalam grand design tentang pengelolaan laut yang mencakup perikanan, pertambangan, transportasi laut, pariwisata bahari, penegakan kedaulatan, serta perlindungan sumber daya kelautan. Grand design tersebut tentu harus jelas, terukur dan dapat terlaksana, bukan sekadar rencana indah di atas kertas.
4. Setia dan amanah. maksudnya begini gan tidak mengumbar janji-janji yang tidak benar yang mengajak rakyat untuk berjalan di taman-taman impian yang tidak masuk akal. harus bisa menyampaikan pernyataan yang logis dan faktual, yang mampu mengambil keputusan dengan cepat, berani mengambil risiko serta berorientasi penyelesaian masalah. Seharusnya memang, pemimpin itu lebih banyak mengambil keputusan dan bertindak, bukan sekadar menghimbau, meminta atau menyatakan komitmennya namun minim pelaksanaan di lapangan., bukan nya menyampaikan pernyataan yang isinya meluluu kayak Jurkam tu gan, ini bukan masa kampanye waktunya membangun negeri gan.. tul gak?
5. Berwawasan luas. Seorang pemimpin haruslah orang yang berilmu dan berpengetahuan. Presiden Indonesia ibarat CEO di sebuah perusahaan. Ia harus menguasai wawasan nusantara sekaligus wawasan internasional. Berbekal wawasan tersebut ia mampu mengenal kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia beserta strategi dan solusi yang perlu diambil. Wawasan yang luas juga berguna dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan.
6. Menjadi teladan bagi rakyatnya. Pemimpin semestinya menjadi sosok yang patut diteladani oleh rakyatnya. Pendiri Perguruan Taman Siswa Ki Hajar Dewantara, dahulu memperkenalkan semboyan ‘ajaibnya’. Ing ngarso sung tulodo (di depan saya teladan), maksudnya seorang pemimpin harus berupaya menjadikan dirinya teladan bagi rakyatnya, baik melalui sikap/perilaku maupun ucapannya. Ing madyo mangun karso (di tengah membangun kreativitas), berarti seorang pemimpin itu pencipta perubahan, ia harus bisa mendorong rakyat untuk berwirausaha, berinovasi dan upaya lain dalam rangka perbaikan kondisi bangsa.Sementara tut wuri handayani (di belakang menyemangati), bermakna seorang pemimpin harus sanggup mengarahkan dan memotivasi rakyat untuk maju dan menggelorakan kembali kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. jadi gak hanya memperkaya diri dan partainya gan, alih2 mau bangun negeri malah sibuk memperkaya partainya supaya tetap berkuasa di negeri ini.. susah kan?
7. Pemimpin yang merakyat. Saya mendambakan pemimpin Indonesia di masa mendatang adalah sosok yang merakyat. Dalam arti, gaya hidupnya sederhana, orangnya membumi. Ia tak sungkan berboncengan, berbincang-bincang bahkan berbagi makanan dengan rakyatnya. Ia mampu memenangkan hati rakyat melalui sikap, tutur kata, perilaku maupun kinerjanya. Ia juga sosok yang pandai membuat rakyat loyal kepada Allah, bangsa dan negara. Sebab semestinya memang, sebagai manusia loyalitas tertinggi hanya kepada Allah SWT. Dan sebagai WNI, loyalitas kita hendaknya kepada bangsa dan negara Indonesia. Bukan seperti segelintir elite kita yang lebih loyal kepada partai atau kelompoknya sendiri. SUSAh gan cari yang kayak gini kalo ada Pilih Aja tuhhh...
begitulah gan mungkin kriteria presiden yang kita butuhkan, yang jelas kita sebagai rakyat membutuhkan pemimpin seperti tokoh super hero bukan mengkhayal loh gan tapi emang butuh manusia super untuk menjadi presiden indonesia, supaya apa? supaya dengan memenuhi kriteria di atas, saya yakin siapapun presiden terpilih bakal mampu mengatasi berbagai persoalan yang membelit bangsa Indonesia selama ini.
- 
kok ga ada yg koment ya??
BalasHapus